RESENSI NOVEL KOALA KUMAL

https://rulifahruli24.files.wordpress.com/2016/06/dba3d-koala2bkumal.jpg

 Tanggal Terbit: 17 Januari 2015

Penerbit: Gagas Media

Dimensi: 130 mm x 200 mm

Biodata Penulis

Nama: Dika Angkasaputra Moerwani

Tempat Tanggal Lahir: 28 Desember 1984

Pekerjaan: Penulis, Pemeran, Komedian, Pelawak Tunggal, Sutradara, Model, Aktor

          Seperti novel-novel sebelumnya, Koala Kumal merupakan salah satu novel yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh penggemar seorang Raditya Dika. Penulis yang terkenal dengan kisah nyata tentang percintaan yang digabungkan dengan komedi membuat pembaca merasa terhibur sekaligus terenyuh akan kisah cintanya. Dimulai dari Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankakus, Babi Ngesot, Marmut Merah Jambu, Manusia Setengah Salmon, hingga Koala Kumal yang baru-baru ini akan dirilis filmnya pun mengalami sukses besar.

           Novel dan film kutipan dari novel tersebut tidak kalah dengan jajaran novel luar dan juga film luar. Novel dan film yang ditulis dan disutradarai Raditya Dika ini pun selalu menjadi best seller dan juga box offive movie di Indonesia.

Topik utama novel ini menceritakan tentang tempat nyaman yang ketika ditinggali terasa begitu nyaman, namun ketika ditinggalkan dan kembali lagi ketempat itu, terasa berbeda dari semula. Terdapat beberapa cerita di dalam buku ini. Cerita tentang Radit yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar dan mendapati temannya lama kelamaan berubah atau tidak sama seperti dulu lagi, terdapat pula cerita Radit yang bertemu dengan mantan kekasihnya dan mendapati mantannya telah berubah menjadi orang yang tidak sama seperti orang yang dia kenal dulu.

          Terdapat pula kisah Radit yang menceritakan bagaimana patah hati terhebat yang dapat membuat kita yang mengalaminya berubah menjadi orang yang tidak sama seperti sebelumnya, dan memandang cinta dengan pandangan yang berbeda.

Kelebihan yang dapat dilihat dari buku ini salah satunya adalah, tulisan Raditya Dika yang terlihat begitu rapih dari segi struktur maupun bahasa, dapat dilihat perbedaanya dari buku pertama Raditya Dika yaitu Kambing Jantan, jiwa muda Raitya Dika masih terasa jelas pada setiap kata-kata yang ia tuliskan di buku pertamanya itu. Tidak jarang pembaca akan menemukan kata-kata kasar ataupun tidak baku dan juga istilah-istilah yang biasa dipakai di luar negeri.

        Walaupun novel ini masih dapat diketagorikan sebagai buku komedi, namun tampaknya Raditya Dika tidak melupakan tentang struktur bahasa yang ia gunakan agar buku ini lebih nyaman dibaca oleh para pembaca. Selain itu, terdapat banyak pelajaran yang dapat kita petik dari kisah hidup seorang Raditya Dika. Dari novel ini, kita dapat belajar bahwa patah hati adalah proses menuju kedewasaan, patah hati merupakan salah satu fase yang akan dilalui oleh kebanyakan orang pada umumnya.

          Dengan adanya novel ini, seseorang yang baru sajamengalami patah hati akan merasa terhibur dan mulai berpikir bahwa patah hati bukanlah akhir dari segala pencarian cinta yang sebenarnya. Cinta membutuhkan perjuangan. Dan salah satu perjuangan itu adalah bagaimana untuk tetap menjaga tempat, kleuarga, teman, ataupun pasangan yang dapat membuat kita merasa nyaman, akan selalu terasa nyaman walupun telah ditinggal begitu lama.

Hal yang sangat disayangkan pada buku ini adalah, Koala Kumal ini tidak begitu tebal. Jadi, dapat dibayangkan cerita yang ada pada buku ini juga tidak akan sebanyak cerita pada novel sebelumnya.

SUMBER: https://rulifahruli24.wordpress.com/2016/06/08/resensi-novel-koala-kumal/

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer